Pengunjung

Share/Bookmark

Filsafat

Filsafat

“Berbunyi” atau “Berkata”

Muhsin Labib, MA

editor: Wiwid Kurniandi


Benarkah kita lebih sering “berbunyi” daripada “berkata”? Sudah tepatkah kata yang kita pilih saat mengungkapkan suatu konsep dari memori atau perasaan kita? Mengapa timbul kesalahpahaman, multi-interpretasi dan konflik bahkan kecelakaan karena kata dan arti? Sudah bebaskah ucapan kita dari ambiguitas dan ambivalensi? Mengapa ucapan orang itu seakan tak bermakna (meaningless)? Sangat banyak persoalan seputar kata dan arti serta bahasa yang perlu diselesaikan. Namun, ironisnya, sedikit sekali yang menyadarinya.


Reduksionisme, sebagaimana Thomas Aquinas, memperbolehkan reduksi dan pemindahan. John Hick menolak reduksi sedangkan Pires mengambil jalan ketiga dengan berpendapat bahwa sebagian dari macam-macam kepercayaan proposisional dapat direduksi dan diganti menjadi “kepercayaan psikologis”.

“Percaya bahwa” adalah sikap percaya yang secara orisinal (semula, bi ash-ashalah) mengacu pada premis dan secara tidak orisinal (bi at-tab’) mengacu pada sesuatu yang diungkapkan oleh premis, bukan premis itu sendiri. Premis “saya percaya bahwaTuhan ada”, misalnya mengacu secara orisinal dan primer pada premis “Tuhan ada” dan secara sekunder mengacu pada “ke-ada-an Tuhan”. Namun kepercayaan tidak selalu berkonotasi arti demikian. “Saya percaya pada Anda” bukanlah bagian dari pengetahuan. Yang menjadi bagian dari pengetahuan adalah “kepercayaan proposisional”, bukan “kepercayaan psikologis”.

Dalam epistermologi Islam, terdapat dua macam pola argumen pembuktian ke-ada-an, termasuk pembuktian ke-ada-an Tuhan, yang bertumpu pada prinsip kausalitas: 1) al-Burhan al-Limmi (argumen kausal), yaitu pola pembuktian dari sebab ke akibat-akibatnya; 2) al-Burhan al-Inni (argumen efektual, eksistensial), yaitu pola pembuktian dari akibat ke sebabnya.

Yang menjadi pilar utama dalam silogisme adalah terma medium (al-had al-awsath) karena ia berperan sebagai penghubung antara terma mayor dan terma minor sebelum mengantarkan pengguna silogisme kepada konklusi yang diharapkan. Dalam silogisme, terma medium harus diasumsikan sebagai kausa keyakinan akan kebenaran konklusi. Artinya, ia harus diasumsikan sebagai sebab bagi keyakinan akan adanya relasi antara terma mayor dan terma minor. Jika tidak, maka ia tidak perlu dijadikan sebagai unsur dalam argumentasi. Karena itulah, terma medium disebut perantara bagi pembuktian (wasithah fi al-itsbat), sebagai perantara atau media bagi pemberlakuan terma mayor (al-had al-akbar) atas terma minor (al-had al-asghar).

Bila terma medium berperan sebagai media, perantara, atau sebab bagi pembuktian (al-itsbat) dan dapat berperan pula sebagai media bagi keterbuktian real (keberlakuan, ats-tsubut) terma mayor atas terma minor, maka ia disebut dengan al-burhan al-limmi (argumentasi kausal). Ia disebut limmi karena berasal dari kata lima ‘mengapa’.

Bila terma medium berperan sebagai media dan sebab bagi pembuktian semata, maka ia disebut dengan al-burhan al-inni (argumentasi eksistensial), yaitu argumentasi yang hanya membuktikan ke-ada-an karena terma medium di dalamnya membuktikan eksistensi terma mayor dalam terma minor secara objektif, tanpa mengaitkan keduanya secara kausal.

Al-burhan al-inni bermacam dua: 1) argumentasi efektual bermuatan terma medium yang berperan sebagai akibat dari terma mayor, bukan sebab. Dengan kata lain, pengetahuan akan adanya akibat mejadi sebab bagi pengetahuan akan adanya sebab. Dalam bagian ini, akibat (al-ma’lul) berperan sebagai sebab dan media bagi pembuktian (wasithah fi al-itsbat) atau sebagai sebab bagi pengetahuan tentang adanya sebab; 2) argumentasi efektual bermuatan terma medium dan terma mayor yang berperan sekaligus sebagai akibat dari satu sebab sehingga keduanya saling memastikan ke-ada-an. Dengan kata lain, dalam bagian kedua argumentasi efektual ini, terma medium dalam terma minor menjadi sebab dan media bagi pemastian ke-ada-an terma mayor dalam terma minor sehingga masing-masing memastikan ke-ada-an lainnya (Ra’id al-Haydari, al-Muqarrar fi Syarh Manthiq al-Muzhaffar, juz 3, hal. 85-87, al-Murtadha al-Haidari ats-Tsaqafi, Qum).

Al-burhan al-limmi adalah argumen yang memuat terma medium sebagai sebab bagi berlakunya terma mayor atas terma minor atau sebagai sebab bagi konklusi. Ia bermacam dua: 1) argumen kausal yang terma mediumnya berperan sebagai sebab bagi ke-ada-an terma mayor secara mutlak, baik berada dalam terma minor maupun tidak berada di dalamnya. Karena itulah, terma medium menjadi sebab bagi keberlakuan terma mayor dalam terma minor, dengan asumsi bahwa predikat (al-mahmul) dalam premis konklusi, yaitu terma mayor, hanya ada dalam subjek (al-mauzhu’)-nya, yaitu terma minor, dan bahwa ia tidak memiliki ke-ada-an yang mandiri terlepas dari ke-ada-an subjeknya, seperti contoh naiknya panas sebagai sebab bagi memuainya besi. Inilah yang disebut argumen kausal mutlak (al-burhan al-limmi al-muthlaq); 2) argumen kausal yang terma mediumnya tidak berperan sebagai sebab bagi ke-ada-an terma mayor secara mutlak. Ia hanya berperan sebagai sebab bagi ke-ada-an terma mayor dalam terma minor dan tidak berperan sebagai sebab bagi ke-ada-an terma mayor itu secara mutlak. Inilah yang disebut dengan argumen kausal terbatas (al-burhan al-limmi ghair al-muthlaq).

Para filosof Shadraisme berselisih pendapat tentang manakah yang meniscayakan keyakinan: burhan limmi ataukah burhan inni. Polemik seputar dua metode pembuktian ini cukup panjang dan hangat hingga sekarang. M. T. Mishbah Yazdi dan Jawadi Amuli, misalnya, bersepakat bahwa argumentasi dalam filsafat bertumpu pada al-burhan al-limmi (argumen efektual) dan al-burhan al-inni al-muthlaq (argumen kausal yang umum). Sementara itu, Thabathaba’i, guru mereka berdua, hanya menerima al-burhan al-limmi dalam pembuktian rasional. (Mohsen Garawiyah, Sairi dar Adelleh ye Isbat-e Wujud-e Khoda, 32).
Category: 0 komentar

No comments:

sambil santai !!!

Labels

tampilkan banner di blog kamu


ini kode script-nya!

Apa tanggapan anda tentang blog ini?

Temen-Temen

..:: Perhatian !! terima kasih atas kunjungannya ^_^ silahkah berkunjung lagi di lain waktu ::..